
Peringati Hari Bumi 2025, BRMP Rawa Jadi Narasumber Webinar HITI dan Universitas Sriwijaya
Palembang, 26/04/2025 – Dalam rangka memperingati Hari Bumi Sedunia, Himpunan Ilmu Tanah Indonesia (HITI) bekerja sama dengan Jurusan Ilmu Tanah, Fakultas Pertanian, Universitas Sriwijaya menyelenggarakan webinar bertema “Sustainability dan Climate Resilience” pada Sabtu, 26 April 2025. Kegiatan ini digelar secara hybrid, menggabungkan partisipasi luring dan daring, serta dihadiri oleh berbagai pihak dari akademisi, praktisi, hingga pemangku kebijakan.
Ketua Umum HITI, Dr. Husnain, membuka kegiatan tersebut dan menyampaikan apresiasi kepada Universitas Sriwijaya atas inisiatifnya dalam memperingati Hari Bumi melalui diskusi ilmiah yang relevan dengan tantangan zaman. Ia menyebut bahwa tema yang diangkat sejalan dengan prioritas pembangunan nasional di bawah pemerintahan Presiden Prabowo, terutama dalam hal swasembada pangan, ketahanan energi, penyediaan makanan bergizi, serta hilirisasi industri pertanian.
“Pembangunan sektor pertanian saat ini tidak terlepas dari berbagai tantangan, mulai dari perubahan iklim yang ekstrem, konflik geopolitik, keterbatasan tenaga penyuluh, hingga alih fungsi lahan. Semua ini membutuhkan strategi jangka panjang yang terukur dan kolaboratif,” kata Dr. Husnain.
Webinar yang diinisiasi oleh HITI Komisariat Daerah Sumatera Selatan ini menghadirkan narasumber dari berbagai latar belakang keilmuan dan kelembagaan. Di antaranya Prof. Dr. Ir. Muhammad Said, M.Sc., Direktur Pascasarjana Universitas Sriwijaya; Prof. Dr. Momon Sodik Imanuddin, S.P., M.Sc., penggerak Gerakan Sumsel Menanam; serta Dr. Lutfi Izhar, S.P., M.Sc., Kepala Balai Perakitan dan Pengujian Pertanian Lahan Rawa (BRMP) Kementerian Pertanian.
Para pembicara menyoroti pentingnya pembangunan pertanian yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim. Mereka menekankan perlunya inovasi dalam pengelolaan sumber daya alam, peningkatan kapasitas SDM pertanian, serta dukungan kebijakan yang konsisten dalam menghadapi ancaman krisis pangan global.
Kegiatan ini turut menjadi forum diskusi terbuka antara para pemangku kepentingan, yang menyepakati perlunya sinergi antara lembaga riset, perguruan tinggi, pemerintah, dan masyarakat dalam membangun sistem ketahanan iklim dan keberlanjutan pangan nasional. (AAS)